Sunday, December 25, 2011

From Zero to Hero


Sebenernya kalo bisa dibilang ini adalah cerita lama, waktu itu kejadiannya kelas 9, saat saya masih bersekolah di SMPIT Nurul Fikri. Bulan itu kalau tidak salah Februari adalah hari dimana tim kami (saya, ikhsan, hafizia) sedang melakukan final science competition di MAN Insan Cendekia. Final berupa cerdas cermat terdiri dari 3 tim, tim saya adalah tim 1.
Seperti biasa, putaran pertama adalah pertanyaan amplop. Kami mendapat giliran terakhir menjawab. Rasa-rasanya saat itu merupakan peforma terbaik, jadi saya yakin dapat menjawab semuanya. Namun Allah berkehendak lain, ternyata tak satupun pertanyaan yang dapat kami jawab, sehingga perolehan nilai kami 0, sedangkan kelompok lain sekitar 300 dan 400.
Lalu putaran kedua adalah pertanyaan benar salah, dibacakan pernyataan lalu tim menjawab benar/salah. Secara logika berarti peluang untuk benar adalah 50%, karena jika jawabannya bukan benar, maka salah. Ada 15 pernyataan. Tertinggal nilai membuat kami frustasi. Dan ternyata benar, di akhir putaran kami hanya mengumpulkan poin 200, sedangkan tim lain sekitar 700.
Putaran ketiga, disini kami merasa sudah kalah. terlalu jauh selisih dan terlalu kecil peluang mengingat 2 tim lain jago. Putaran ini adalah tawar-menawar waktu, tim yang berani menawar waktu paling sedikit akan diberi kesempatan untuk menjawab soal. Ada 3 pertanyaan, benar +500, salah -250. Dengan berbekal kekuatan hati, kami berhasil menawar paling sedikit waktu untuk pertanyaan pertawa. Ini adalah soal matematika, sederhana namun rumit bukan main. Mungkin soal ini sengaja dibuat untuk menghancurkan mental bagi yang menjawab, karena benar saja kami tidak dapat menjawabnya, dan seketika itu juga kepercayaan diri kami hancur, dengan nilai defisit 50.
Saya berpikir, nilai kami sudah hancur, apa salahnya sekalian menghancur leburkan. Toh jika kalah kami tetap juara 3. Dengan keyakinan ini, kami menawar kembali pertanyaan 2, soal fisika. Sederhana, namun dengan mental hancur akal tak berguna. Dengan asal (entah dapet ilham dari mana) temen saya menjawab. Yah tak apalah, defisit 300. Selisih akan semakin besar. Namun ajaib!!! Jawaban teman saya benar. Saya benar-benar melonjak kegirangan. Entah, seketika itu juga kepercayaan kami langsung melejit, nilai kami sekarang 450, semakin memperkecil selisih. Pertanyaan 3, biologi, bidang saya. Terjadi tawar-menawar cukup alot dengan tim lain, tapi akhirnya kami dapat. Pertanyaannya mudah, saya sangat bersyukur. Saya menjawabnya, dan ternyata benar!!! Tidak dipungkiri lagi, nilai kami sekarang 950. Kami memimpin nilai dengan kepercayaan diri yang kembali dan tambah berapi-api.
Putaran terakhir, soal siapa-cepat-dia-dapat. Singkat cerita kami banyak menjawab, walau banyak salah juga. Ada sekitar 30 soal, +150 jika benar, -100 jika salah. Suasana makin seru, karena sekarang setiap tim masih memiliki potensi menang.
Singkat cerita saatnya penjumlahan nilai. Kami sangat tegang, was-was. Juri mengumumkan nilai. Tim 2 nilainya 1150, sedangkan tim 3 adalah 1200. Sedangkan tim kami nilainya adalah total dari tim 2 dan 3! Bayangkan, tak terasa lagi perasaan kami, begitu gembira.

Kawan, percayalah. Allah akan membantu hambaNya ketika kita sudah menyerahkan diri kita totalitas hanya berharap bantuanNya. Dan itulah kisah nyata saya, nilai -50 menjadi 2250.