Wednesday, July 27, 2016

Dyspnea, Ketika Dada Terasa Sempit Bagai Mendaki Langit: Tinjauan Ilmu Sesak dari Al-Quran

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَ رْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآ يَاتٍ لِأُ ولِي الْأَ لْبَابِ (190)
"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." (Al-Imran: 190)
Dalam setiap penciptaan langit dan bumi, terdapat tanda bagi orang-orang yang berpikir. Di Al-Quran sendiri pun banyak sekali penjelasan tentang hal-hal yang membuat kita berpikir karena substansi ilmiah yang terkandung di dalamnya. Contoh-contohnya terkait bayi yang berada dalam tiga lapisan di perut, nyeri yang terdapat pada lapisan dermis, tahapan embriologis manusia, dan lainnya.
Salah satu yang akan di bahas kali ini terkait Q.S. Al-Araf: 125. Sebagai pendahuluan, tentu kita pernah merasakan sesak bukan? Sesak yang terasa seperti sempitnya dada, membuat kita menjadi sulit bernapas. Sesak sendiri dalam bahasa medis dikenal dengan istilah dyspnea, atau "rasa tidak nyaman yang disadari saat bernapas."
Banyak hal faktor yang dapat membuat kita terasa sesak. Dalam keadaan fisiologis, misal jika kurang darah, atau napas kita tidak dapat memenuhi kebutuhan oksigen, atau saat terjadi ketidakseimbangan asam-basa tubuh.

Faktor psikologis barangkali yang lebih sering kita rasakan sehari-hari menjadi penyebab sesaknya kita. Semisal, saat kita merasa sangat overload berujung stres, mendapat masalah yang bertubi-tubi, atau merasa banyak kesalahan dalam diri kita. Penyebab lain tentu kita merasa sesak saat kita mengetahui bahwa ternyata kita merasa paling benar atau sulit menerima kebenaran, padahal sebanarnya kita salah, dan tidak mampu menemukan petunjuk yang benar, di saat ternyata orang lain mampu mengetahui mana yang benar.


Dalam QS. Al-Araf: 125 Allah berfirman.
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ ۖ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ ۚ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ (125)
"Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman." (Al-Araf: 125)
Begitupun Allah menggambarkan apabila Ia menghendaki kesesatan pada diri seseorang, sehingga orang tersebut tidak mampu mengetahui kebenaran, seolah-olah dadanya sesak dan sempit. Dalam penjelasan Ibnu Katsir, dikatakan bahwa orang yang diberi kesesatan itu "tidak mampu menjangkau suatu kebaikan," Sehingga apabila ia mengetahui bahwa ia seperti itu, tentu yang ada baginya adalah penyesalan, kesediahn, dan secara fisiologis akan membuatnya menjadi sesak (akibat psikologis).
Pertanyaan utamanya, tentu adalah mengapa "sesak lagi sempit" tersebut juga diumpakan seperti seseorang yang sedang mendaki ke langit? Apakah jika kita mendaki, kita juga dapat merasa sesak? 

Penjelasan lebih lanjutnya mari kita ingat-ingat kembali. 


Mengenal Blaise Pascal, Ilmuwan yang Berjasa terhadap Tekanan Atmosfir


Satuan Pascal (Pa) dinamai berkat jasa pemikirannya untuk memahami tekanan atmosfer dan perubahannya yang dapat diperkirakan dalam perubahan ketinggian. Penemuan ini ia dapatkan lewat eksperimennya tahun 1640-an dengan menyempurnakan teori Evangelista Toricelli. (2).



Semakin Tinggi Suatu Tempat, Semakin Rendah Tekanannya

Normalnya, pada ketinggial 0 meter di atas permukaan laut (DPL), tekanan udara adalah 1 atm atau 760 mmHg. Tekanan ini akan semakin menurun seiring dengan meningkatnya ketinggian, salah satunya karena pengaruh suhu. Pada ketinggian 1000 kaki DPL (305 m), tekanan udara adalah 733 mmHg. (3) 


Proses Bernapas Normal



Pada gambar tersebut, dapat terlihat bahwa terdapat tiga macam tekanan yang bekerja dalam tubuh kita. Tekanan-tekanan ini akan saling mempengaruhi agar udara bisa masuk ke paru dan memunkingkan terjadinya pertukaran oksigen, dengan prinsip udara akan berpindah dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. (4)





Saat inspirasi (proses udara masuk), rusuk akan tertarik ke atas sehingga membuat rongga dada membesar. Sesuai dengan hukum Boyle, semakin besar volume maka akan berbanding terbalik dengan tekanan yang semakin menurun. Akibatnya, terjadi perbedaan tekanan antara atmosfir (760 mmHg) dengan tekanan dalam alveolus (tempat bertukarnya gas lingkungan dengan tubuh, senilai 759 mmHg). Hal ini membuat udara otomatis akan masuk ke dalam paru. Proses berkebalikan terjadi saat ekspirasi (proses udara keluar). (4) 



Lalu, Mengapa Terjadi Rasa Sesak dan Sempit di Dada?


Rasa sesak saat bernapas (breathing difficulity) memang tidak memiliki definisi standar. Akan tetapi secara umum kondisi ini dapat terjadi ketika tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, akan terasa sesak, sehingga terjadi respon alami tubuh untuk bernapas megap-megap (breathlessness). (5)


Ketika kita berada di tempat yang semakin tinggi maka tekanan udara akan semakin rendah, padahal kondisi tekanan paru kita tetap. Hal ini menyebabkan udara yang masuk ke dalam paru semakin sulit, pertukaran udara terganggu, sehingga oksigen yang didapatkan tubuh pun berkurang. Kondisi ini akan menyebabkan hipoksia (kurang oksigen), yang berujung pada sesak. 


Untuk mengimbangi kebutuhan oksigen agar tetap tercukupi, maka salah satunya rongga paru harus mengembang lebih besar agar tekanan di dalam rongga paru semakin kecil sehingga tetap tercipta perbedaan tekanan antara atmosfir dan alveolus, berujung pada semakin banyaknya udara yang masuk. Kita akan merasakan rongga paru yang awalnya cukup saat napas di kondisi normal, terasa "sempit" karena harus mengompensasi kebutuhan oksigen yang lebih banyak. Tubuh juga akan berusaha meningkatkan frekuensi napas, meningkatkan banyaknya udara yang dihirup, atau juga dalam jangka panjang meningkatkan produksi sel darah merah dan hemoglobin. Apabila kondisi hipoksia ini tidak mampu tertangani, dapat timbul komplikasi salah satunya berupa high altitude pulmonary edema (HAPE).


Al-Qur’an Telah Berbicara Hal Ini 14 Abad Lalu

 
Salah satu Qur’an tertua yang telah dibukukan sempat berada di Universitas Birmingham untuk diuji keabsahannya. Berdasarkan analisis radiokarbon, diketahui bahwa teks ini ditulis antara tahun 568-645 M, mirip dengan masa hidup Nabi Muhammad antara 570-632 M. (6)
Ternyata, Quran telah menjelaskan fenomena fisiologis sesak yang diakbiatkan naik ke dataran tinggi sejak sejak 14 abad (tahun 700-an) yang lalu. Dalam keilmuan, fenomena peningkatan tekanan dan proses fisiologis ini setidaknya baru kita ketahui pada tahun 1640-an, saat Pascal menjelaskan eksperimennya. Setidaknya bagi manusia, butuh waktu dalam menjelaskan ilmu yang ada di Al-Quran, 9 abad kemudian.


Kesimpulan


Terdapat beberapa hal yang dapat kita simpulkan dari pemaparan di atas.
1. Bahwa kondisi tersesatnya kita, karena tidak mendapat petunjuk dari Allah, dijelaskan bagai dada yang sesak dan sempit. Tidak mampu menerima kebenaran, dan terasa sedih lagi menyesal apabila tersadar. 
2. Bahwa analogi sesak dan sempit tersebut telah dianalogikan bagai naik ke tempat yang tinggi. Secara ilmiah, memang manusia akan semakin sulit bernapas pada tempat yang semakin tinggi. Hal ini akhirnya dibuktikan secara ilmiah setidaknya 9 abad sejak Al-Quran diturunkan.

Wallahu’alam.

“So which of the favors of your Lord would you deny?”
Q.S. Ar-Rahman: 13

Referensi:
  1. Al-Quran.
  2. Biography.com. Blaise Pascal Biography. [internet]. [cited 27 July 2016]. Available on URL: http://www.biography.com/people/blaise-pascal-9434176
  3. The Engineering ToolBox. Altitude above Sea Level and Air Pressure. [internet]. [cited 27 Juli 2016]. Available from URL: http://www.engineeringtoolbox.com/air-altitude-pressure-d_462.html
  4. Sherwood L. Human Physiology From Cells to Systems. 7th edition. Belmont; Brooks/Cole: 2010. Chapter 13. p. 461-71.
  5. Hadjilidiadis D. Breathing difficulty. [internet]. 22 June 2015 [cited 26 July 2016]. Available from URL: https://medlineplus.gov/ency/article/003075.htm
  6. University of Birmingham. Birmingham Qur’an manuscript dated among the oldest in the world. [internet]. 22 July 2015 [cited 26 July 2016]. Available from URL: http://www.birmingham.ac.uk/news/latest/2015/07/quran-manuscript-22-07-15.aspx